Surau.co - Meski lebih dikenal dengan nama Abu Said al Khudri, putra Malik Ibn Sinan ini memiliki nama lengkap: Saad bin Malik bin Sinan bin Ubaid bin Tsa’labah al Ajbar bin Auf bin al-Harits bin al Khazrah al Anshari al Khazrajiy.
Pada masa tabiin, dalam peristiwa Harrah, ketika terjadi kekacauan di Madinah yang dilancarkan pasukan Syam, Abu Said berdiam di rumah. Namun, ia disusul oleh seorang pasukan. Kata Abu Said, “Saat ia melihatku, ia hunus pedangnya menginginkanku. Saat ia dekat denganku, ia arahkan pedangnya padaku. Kutahan pedangku dan kubaca firman Allah (Q.S. Al-Maidah:29).”
Ada berbagai pendapat terkait tahun wafatnya Abu Said al Khudri. Kurang lebih, ia wafat pada tahun 65 Hijriah. Menurut al Madaini, “Ia wafat tahun 63 H”. Berbeda dengan al Askari yang mengatakan, “Abu Said al Khudri wafat tahun 65 Hijriah.” Pasukan itu menginginkan uang dan harta darinya. Tapi, karena tak menemukan satu pun yang dicari, mereka menyiksa Abu said.
Pada peristiwa itu, dalam riwayat yang lain, Abu Said lari ke gua. Kemudian pasukan itu mengejarnya. Tertapi, setelah mengenal bahwa orang yang diincar adalah Abu Said, mereka pun tak jadi dan malah meminta Abu Said minta ke Allah agar mengampuni perbuatannya itu.
Semasa hidupnya, Abu Said begitu dekat dengan Rasul. Ia setia bersama Nabi dalam dakwahnya. Kemudian ia belajar dari tiap apa-apa yang diucapkan dan dilakukan Rasul. Dengan masa lalu yang berat sebagai yatim, ia tetap tabah dan sabar. Suatu hari, Abu Said bercerita:
“Rasulullah datang kepada kami. Kami adalah orang-orang biasa dari kalangan kaum muslimin. Aku kira Rasulullah tak mengenal salah seorang dari kami. Sebagian dari kami hampir-hampir tak berpakaian.”
Rasulullah mengisyaratkan bentuk lingkaran dengan tangannya. Beliau bersabda, “Dengan apa kalian saling mengingatkan?”
Mereka menjawab, “Ini ada seseorang yang membacakan al Quran kepada kami dan mendakwahi kami.”
Beliau berkata, “Serulah! Mengapa kalian bersamanya.” Lalu beliau bersabda, “Segala puji bagi Allah yang menjadikan untuk umatku seseorang yang aku perintahkan untuk bersama mereka.” Beliau melanjutkan, “Berilah kabar gembira pada orang-orang beriman yang miskin bahwa mereka akan lebih dulu masuk surga dibanding orang-orang kaya pada hari kiamat kelak dengan lama 500 tahun lebih awal. Mereka berada di surga dan menikmati kenikmatannya. Sementara orang-orang kaya masih dihisab.” (HR. Abu Dawud).
Baca juga: Sahabat yang Tak Diizinkan Rasulullah SAW Ikut Perang Uhud
http://dlvr.it/SG82lY